Lahir dari keserbatiadaan mencambuk untuk bangkit, diperjalan didera oleh bebrbagai cobaan, terjembab terjerumus dalam kenistaan. kepercayaan menghilang raga mengambang. pada titik akumulasi perbuatan dan penderitaan mencari jati diri muncul setetes teguran yang menghinggapkan kesadaran. perlahan dilpaskanlah baju kebanggan namun penuh dosa, ketidak pastian dan luka-luka. tetesan air memberikan semangat langkahpun diayunkan kenbali mencari cinta yang tak pernah pudar dirumah. Meski pintu sukar untuk terbuka mencium bau busuk yang ada namun kembali cinta melenyapkannya. Dipeluk dan di hujanilah raga yang datang dengan murninya airmatayang keluar dari hati suci seorang ibu, diangkatlah raga lemah itu oleh kokohnya tangan sang ayah. Langkahpun manapak, dalam perjalanan dearaan kembali menghantam namun sumanya telah menjadi hal yang biasa, sang guru pengalaman telah mengebalkannya hingga sampailah pada sebuah hujung jalan dimana terdapat sebuah temapt yang cukup nyaman meski hanya untuk sementara. itulah aku, maafkan jika aku salah, maafkan karakterku yg labil, maafkan juga emosiku......sekarang aku cukup bahagia